BANDUNG, infobdg.com – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, menerima aspirasi dari sembilan orang perwakilan serikat buruh yang tergabung dalam Forum Komunikasi Serikat Pekerja dan Serikat Buruh Kota Bandung pada Rabu (4/9), di Balai Kota Bandung.
Dalam pertemuan tersebut, pihak buruh Kota Bandung menyampaikan aspirasi mengenai rencana revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Menanggapinya, Wali Kota Bandung yang kerap disapa Mang Oded menyatakan siap menyampaikan aspirasi para buruh tersebut ke pemerintah pusat.
“Pertama, saya ingin Kota Bandung selalu berada di jalur aturan yang berlaku. Kedua inilah saya ingin berupaya adanya keadilan,” kata Oded, Rabu (4/9).
Oded mengapresiasi langkah serikat buruh Kota Bandung yang memilih untuk bertemu langsung menyampaikan aspirasi kepadanya. Oded menilai, hal tersebut menjadi jalan paling efektif untuk membangun komunikasi yang baik.
“Kita sangat terbuka. Karena kita tidak punya kepentingan. Justru saya sangat mengapresiasi temen-temen buruh. Jadi saya harapkan pola komunikasi ini harus dipertahankan untuk mempermudah koordinasi,” ujarnya.
Oded membeberkan, beragam kebijakan lokal untuk membantu para buruh telah disiapkan pihaknya. Salah satunya tarif bus Trans Metro Bandung khusus buruh seharga R p1 di empat koridor.
Dalam kesempatan yang sama, Oded pun meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung untuk menjalin koordinasi lebih intensif dengan serikat buruh, sehingga bisa menggali inovasi lainnya agar kesejahteraan buruh dapat terbantu melalui kebijakan lokal.
“Coba inovasi lainnya di samping yang sudah ada. Sekarang tolong dibuat lagi inovasi buat teman-teman buruh. Kita buat program program lokal untuk kesejahteraan buruh,” pinta Oded.
Sementara itu, Ketua Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 1992, Hermawan, mengaku senang karena Pemkot Bandung bisa merespon cepat aspirasi para buruh.
“Kami harapkan agar bersama-sama menjaga kondisi di Kota Bandung. Karena Pemkot Bandung ini sangat responsif. Kami ucapkan terima kasih atas hal yang sudah dilakukan bersama kami,” tutur Hermawan.
Hermawan pun siap berkolaborasi dengan Pemkot Bandung untuk mencari inovasi lainnya dalam hal pembuatan program kebijakan lokal untuk menopang kesejahteraan bagi buruh.
“Sekarang bis buruh sudah beralih ke Rp 1, dulu satu koridor sekarang empat koridor. Ini ada peningkatan. Sekali lagi ini sangat membantu kondisi-kondisi pengeluaran buruh di Kota Bandung,” tandasnya.