BANDUNG, infobdg.com – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Yohana Susana Yambise, meluncurkan program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) pada Minggu (16/12) lalu, di Sasana Budaya Ganesha Bandung. Program ini dibuat untuk menekan angka perceraian dan KDRT di Jawa Barat.
Sekoper Cinta merupakan upaya pemerintah dalam memberdayakan para perempuan demi mewujudkan kesetaraan peran, akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat antara perempuan dan laki-laki di semua bidang. Sekoper Cinta pun dijadikan wadah bagi para perempuan, khususnya di Jawa Barat, untuk dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan. Dengan begitu, diharapkan program ini dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan.
Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Kang Emil, mengatakan, angka perceraian yang tinggi di Jawa Barat sebagian besar disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Dari hasil statistik, saya mengawali jabatan sebagai gubernur dimana 29% terpapar potensi stunting. Jadi, anaknya kurang gizi, perceraian banyak,” jelas Kang Emil, saat ditemui usai acara peluncuran.
Kang Emil menambahkan, ada suatu upaya yang telah dilakukan di Bandung dan Bogor oleh STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) untuk mengatasi hal tersebut, yakni penguatan ibu-ibu yang sudah menikah.
“Keluarga ini engga ada sekolahnya. Sekarang kita buat sekolah perempuan dimana 60% materinya adalah ilmu keluarga yang tidak sederhana, dan di Bogor terbukti bisa mengurangi perceraian dan mengurani KDRT,” tambahnya.
Oleh karena itu, Kang Emil menuturkan, pihaknya akan mewajibkan kabupaten/kota di seluruh Jawa Barat untuk menerapkan program Sekoper Cinta. “Diwajibkan. Tugas Gubernur adalah menstandardisasi hal baik, bukan hanya di-launching di satu/dua kota, tapi akan dimonitor di seluruh wilayah. Itu tugas saya,” tuturnya.
Acara peluncuran program Sekoper Cinta ini merupakan bagian dari peringatan Hari Ibu ke-90 Tingkat Nasional Tahun 2018 yang digelar oleh Kementerian PPPA RI, juga menjadi rangkaian program quick win 100 hari kerja Gubernur Jawa Barat.