- Advertisement -

Tantangan Berat Penuhi Target Air Bersih Bandung 2030, Butuh Rp15 Triliun untuk Infrastruktur

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Perumda Tirtawening Kota Bandung menghadapi tantangan besar untuk mencapai layanan air bersih 100 persen pada tahun 2030. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi.

“Menurut Program Pemerintah Pusat, pada tahun 2030 seluruh warga Kota Bandung harus terpenuhi kebutuhan air bersihnya,” ujar Sonny Salimi di kantornya di Jalan Badak Singa, Selasa (11/06/2024).

Dilansir dari jabar.tribunnews.com, Sonny menjelaskan bahwa Tirtawening harus mencapai akses air minum universal 100 persen pada tahun 2030, tetapi hal ini tidaklah mudah dan penuh tantangan.

Tantangan pertama, kata Sonny, adalah minimnya ketersediaan air baku karena sungai di Kota Bandung sangat bergantung pada air hujan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Kota Bandung, diperlukan kapasitas produksi 6.000 liter per detik.

“Untuk memenuhi kebutuhan warga sebesar 6.000 liter per detik, kita harus memiliki ketersediaan 7.200 liter per detik untuk mengantisipasi kehilangan air sebesar 1.200 liter per detik,” jelas Sonny.

Tantangan kedua adalah biaya investasi yang sangat besar. Membangun infrastruktur membutuhkan biaya yang cukup tinggi, dengan investasi minimal Rp25 juta per sambungan pelanggan.

“Kami memerlukan sekitar Rp15 triliun untuk infrastruktur karena saat ini baru ada 170.000 sambungan, sedangkan Kota Bandung membutuhkan 850.000 sambungan,” tambahnya.

Tantangan ketiga adalah masalah infrastruktur yang sudah tua. Banyak infrastruktur yang dibangun pada tahun 1950 kini rapuh dan mudah pecah, ditambah dengan kondisi alam yang tidak mendukung.

Tantangan berikutnya adalah tata guna lahan. Infrastruktur yang dulunya dibangun di lahan kosong sekarang berada di bawah bangunan pemukiman. Misalnya, pipa di Cibangkong pecah karena tidak terkontrol.

“Pipa yang berada di bawah bangunan permanen sulit untuk dipelihara dengan maksimal, dan ini juga merupakan tantangan,” ujar Sonny.

Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, Tirtawening melakukan langkah strategis agar dapat mencapai target akses air minum layak 100 persen pada tahun 2030. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan regulasi pemerintah tentang kerja sama bisnis ke bisnis (B2B).

“Kami bekerja sama dengan BUMN untuk membangun sistem pelayanan air minum yang bisa menambah 350.000 pelanggan dengan sumber air dari Saguling,” ungkap Sonny.