- Advertisement -

Sungai Citarum di Bandung Barat Dipenuhi Sampah, Aktivitas Nelayan Terhenti

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Perairan Sungai Citarum di Blok Desa Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami kondisi memprihatinkan akibat banjir kiriman sampah dari Kota dan Kabupaten Bandung pada Selasa (11/6).

Sungai yang biasanya menjadi sumber air dan mata pencaharian nelayan kini berubah seperti tempat pembuangan akhir (TPA) raksasa.

Dilansir dari Ayobandung, di bawah Jembatan BBS Batujajar, permukaan sungai yang biasanya mengalirkan air kini dipenuhi oleh berbagai jenis sampah plastik dan eceng gondok yang mengapung. Akibatnya, aliran air terhenti, dan aktivitas perahu serta nelayan mencari ikan terhambat.

Wawan (52), seorang nelayan asal Cimahi, pun mengungkapkan kesulitannya.

“Saya tiap minggu suka menyempatkan datang ke sini mancing ikan. Namun hari ini sepertinya gak bisa karena sampahnya rapat sekali. Kalau dipaksakan nanti pancingan saya menyangkut. Kondisi penuh sampah seperti ini juga bikin ikan pada lari,” ujarnya, dikutip dari Ayobandung.

Menurut Wawan, kiriman sampah dari hulu, yakni Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, sering terjadi saat hujan besar melanda. Namun, kali ini volumenya jauh lebih besar dibandingkan biasanya, sehingga seluruh permukaan sungai tertutup sampah. Selain itu, bau tak sedap menyebar dan populasi nyamuk meningkat drastis.

Sementara itu, dilansir dari Ayobandung, Arifin (40), warga bantaran Citarum di Kampung Sinarmukti, Desa Selacau, menyatakan bahwa peningkatan volume sampah di Citarum Blok BBS Batujajar sudah mulai terlihat sejak Senin, 10 Juni 2024.

Ia menilai bahwa tumpukan sampah di sungai terjadi setiap hari karena kurangnya kesadaran masyarakat serta ketidakseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.

“Tiap hari memang seperti ini. Sekarang lebih banyak mungkin karena didorong hujan. Ini karena perilaku masyarakat yang masih buang sampah ke sungai dan tak optimalnya upaya dari pemerintah,” jelas Arifin, via Ayobandung.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan bagi warga sekitar, terutama karena bau tak sedap dan serangan nyamuk dari tumpukan sampah yang mengganggu aktivitas harian mereka.***

 

sumber: Ayobandung