BANDUNG, infobdgcom – Pada masa Libur Natal dan Tahun Baru 2021 kemarin,PT KAI Daop 2 Bandung melayani 38.132 pengguna jasa KA Jarak Jauh, turun 89 % jika dibandingkan dengan periode Natal dan Tahun Baru 2020. Tahun lalu, KAI melayani 349.599 pengguna jasa KA Jarak jauh pada periode 18 Desember 2019 s.d 6 Januari 2020.
“Selama 20 hari masa posko Nataru 2020/2021, KAI Daop 2 memberangkatkan sebanyak 38.132 orang pengguna jasa kereta api dengan menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat dalam perjalanannnya, sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah” ujar Manager Humas Daop 2 Bandung, Kuswardoyo.
Penurunan jumlah pengguna jasa ini menunjukkan bahwa KAI juga memberikan dukungan penuh terhadap pembatasan perjalanan orang selama masa pandemi Covid-19. Selama masa Nataru 2020/ 2021, KAI Daop 2 mengoperasikan 16 perjalanan KA setiap harinya atau turun 75 % dari tahun sebelumnya sebanyak 64 perjalanan setiap harinya.
Tahun ini, KAI juga melakukan pembatasan jumlah kapasitas angkut dimana maksimal hanya 70% dari kapasitas tempat duduk. Hal ini bertujuan untuk menciptakan physical distancing di dalam kereta untuk menghindari penyebaran Covid-19 melalui transportasi kereta api.
“Penurunan ini juga menunjukkan bahwa masyarakat ikut mendukung kebijakan pemerintah untuk membatasi berpergian selama masa libur Natal dan Tahun Baru 2021,” ngkapnya.
Pada masa Nataru kali ini bagi penguna jasa KA yang tetap harus berpergian, KAI menerapkan aturan yang ketat dalam pelayanan jasa trasportasinya, degan cara selalu konsisten menerapkan protokol kesehatan sesuai Surat Edaran No.3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Surat Edaran Menteri Perhubungan No SE 23 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dengan Transportasi Perkeretaapian Selama Masa Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pada periode 22 Desember 2020 s.d 8 Januari 2021, setiap pelanggan KA Jarak Jauh di Pulau Jawa diharuskan menunjukkan hasil rapid test Antigen negatif untuk dapat naik KA.
Daop 2 menyediakan 2 lokasi pelayanan test rapid Antigen bagi pengguna jasa KA yaitu di Stasiun bandung dan Stasiun Kiaracondong dengan jam pelayanan mulai 08.00-19.00 di Sta. Bandung dan 08.00-23.00 di Sta. Kiaracondong.
Pelayanan tambahan kepada pengguna jasa KA ini, dapat diakses dengan tarif sebesar Rp.105.000, tercatat sebanyak 14.700 pengguna jasa KA telah memanfaatkan layanan tersebut di stasiun Bandung dan Kiaracondong.
“Selama masa Nataru 2020/2021, selain harus menunjukkan hasil rapid test Antigen negatif, PT KAI juga menyediakan face shield (pelindung wajah) bagi pengguna jasa KA yang harus dipakai selama dalam perjalanan hingga keluar dari area stasiun kedatangan. Pelanggan juga harus dalam kondisi sehat, memakai masker, suhu tubuh tidak lebih dari 37,3 derajat celcius. Jika tidak melengkapi syarat, tiket langsung kami batalkan dan dikembalikan 100%,” tegas Kuswardoyo.
Tahun ini, puncak arus mudik Nataru terjadi pada 23 Desember 2020, dengan 2.933 pengunajasa dan puncak arus balik Nataru terjadi pada 3 Januari 2021 dengan total 3.228 pengguna jasa. Adapun yang menjadi rute favorit adalah ke arah Jawa tengah dan Jawa Timur seperti Yogyakarta, Solo dan Surabaya.
“Semua operasional perjalanan KA selama masa angkutan Nataru di Daop 2 berjalan aman, lancar dan tidak ada hambatan atau zero accident,” ungkapnya.
Selama masa Nataru seluruh jajaran KAI secara serius memberikan perhatian pada pelaksanaan operasional KA dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan penerapan protokol kesehatan, seluruh jajaran KAI tidak libur dan hadir untuk memberikan pelayanan kepada pengguna jasa KA di masa libur Nataru.
“Kami mengucapkan terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran angkutan Nataru ini, dan juga khususnya kepada pengguna jasa KA yang telah memilih kereta api sebagai moda transportasi selama masa Nataru ini dan secara disiplin mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan, sehingga kereta api tetap menjadi moda transportasi yang aman, nyaman, selamat, dan sehat sampai di tujuan,” tutupnya.