Satu lagi prestasi bagi Indonesia, sineas nya sudah mulai berani membuat film dengan genre suspense-thriller daripada main aman dengan genre horror low budget tapi dengan cerita “cupu” dan eksekusi lemah ditambah tokoh utama hantu pocong dan kuntilanak (jangan lupa wanita dengan baju minim yang jadi jualannya). Sineas Indonesia rupanya juga sudah pintar bagaimana menyiasati genre yang di ‘anak tiri’ kan ini menjadi tontonan yang menarik.
Kali ini, Skylar Pictures bekerja sama dengan GMA Films dari Negara Filipina, menghasilkan film terbaru mereka yang bergenre suspense-thriller , “The Witness”, yang dibalut cerita drama dengan bintang utama asal Filipina, Gwen Zamora. Film ini telah di rilis di Filipina pada tanggal 29 Maret 2012 kemarin, ternyata langkah yang tepat, tak disangka film ini sangat laku di Filipina dengan jumlah penonton lebih dari 400.000. Satu lagi film Indonesia (karena memang pemain, sutradara, dan kru kebanyakan dari Indonesia) yang sukses di Filipina, sekaligus penilaian Cinema Evaluation Board (CEB) mengakreditasi kualitas film ini dengan nilai A. Bahkan media di Filipina juga menilai Filipina harus belajar membuat film dengan orang Indonesia. Semuanya itu nilai plus buat film ini.
Kali ini saya coba mem-priview filmnya, cekidoott….
The Witness ini menceritakan tentang Angel (Gwen Zamora), General Manager sebuah Hotel yang baru ditransfer dari cabang Manila ke Jakarta. Ia sering dihantui mimpi aneh tentang seorang pemuda yang mencoba bunuh diri dengan menembakkan senjatanya sendiri ke mulutnya.
Awalnya memang dia anggap semua itu hanya mimpi, tapi mimpi buruk itu seolah menjadi nyata ketika semua keluarganya dibunuh oleh orang yang motifnya nggak jelas (Pierre Gruno). Angel jadi satu-satunya saksi hidup yang kemudian kasusnya diselidiki oleh Detektif Indra (Marcelino Lefrandt). Selama pengamanan atas keselamatannya, Angel dihantui mimpi buruk yang terus menerus datang dan dihantui oleh adiknya yang meninggal karena insiden pembunuhan itu sekaligus menguak ada apa sebenarnya dibalik pembantaian keluarganya itu.
Alur cerita film ini mengalir dengan baik, puzzle demi puzzle tersusun dengan baik dan nggak terlalu rumit untuk solving the cause of the murder. Tapi, yang mengganggu, adegan dramanya terlalu banyak sehingga membuat film ini kehilangan inti dari suspense itu sendiri. Adegan slow motion juga lumayan banyak yang mungkin akan membuat dramatis, tapi justru terlihat aneh, salah satu contohnya waktu Angel mengejar bayangan hantu adiknya di lorong hotel.
Terakhir yang mengganggu juga karakter Angel terlalu banyak menangis, bahkan setelah berhasil membuat penjahatnya pingsan, dia sempat menangis, oh nooo!!!! Endingnya juga jadi rada gak terlalu istimewa, cuma selesai begitu saja, coba kalau ditambahkan twist yang di luar dugaan pasti akan menambah ketegangan dari unsur suspense-thriller dari film ini, sekaligus mungkin akan membuat penonton lebih puas. Kelebihannya, film ini bisa “memaksa” penonton terus menduga-duga “pasti si ini atau si itu” yang jahat, tapi dugaan itu bisa hilang karena flow cerita film ini yang cukup kuat.
Overall, di luar kekurangan yang ada pada film ini, patut diacungi jempol karena bisa sukses di Filiphina. Penasaran ama film ini? Nahh siap-siap dehh taruwit, film ini bakalan naik layar tuhh tgl 26 April 2012 ini! 😀