- Advertisement -

PPDB Kota Bandung Diduga Ada Kecurangan, Disdik Belum Terima Laporan

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Modus kecurangan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) terdeteksi oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat di beberapa kota, termasuk Depok. Namun, Plt Kepala Disdik Kota Bandung, Tantan Surya Santana, menegaskan bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait dugaan kecurangan serupa di Bandung.

“Belum ada laporan terkait dugaan kecurangan di Bandung. Saya mendengar kabar bahwa ada 51 kasus di Depok, tetapi untuk Bandung belum ada pengaduan,” kata Tantan, dikutip dari Detik, Sabtu (19/7).

Dilansir dari laman Detik, Disdik Jawa Barat mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan 54 penerimaan siswa baru yang lolos pada tahap kedua PPDB akibat temuan manipulasi nilai rapor.

Dari jumlah tersebut, 51 kasus terjadi di Depok, dua di Sumedang, dan satu di Bandung. Namun, Tantan belum mengetahui kasus yang dimaksud di Bandung tersebut.

“Saya akan konfirmasi dulu SMP mana yang dimaksud. Prosedur PPDB di Bandung sangat ketat. Kalau ada manipulasi nilai, itu langsung terdeteksi melalui e-rapor dan Dapodik,” jelas Tantan.

Tantan juga menjelaskan bahwa proses verifikasi di SMA di Bandung sangat ketat.

“SMA di Bandung, seperti SMA 3, 5, dan 8, melakukan verifikasi hingga tiga kali. Jika ditemukan manipulasi nilai, siswa langsung digugurkan,” tambahnya.

Dalam menanggapi temuan ini, Tantan menyatakan akan memastikan informasi tersebut ke Pemprov Jabar.

“Kami akan pastikan ke Pemprov Jabar terkait informasi dugaan kecurangan ini. Di Bandung, proses verifikasi sangat ketat dan belum ada laporan manipulasi nilai rapor,” tegasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa di Bandung, orang tua siswa yang mengunggah rapor ke sistem, bukan guru. “Orang tua siswa yang mengunggah rapor, kecuali bagi siswa RMP (Rendah Mampu) yang memerlukan bantuan khusus,” ujar Tantan.

Sebelumnya, 54 siswa baru dianulir karena terbukti memanipulasi nilai rapor untuk lolos dalam PPDB tahap kedua jalur prestasi akademik. Selain Depok, kasus serupa ditemukan di Sumedang dan Bandung, dengan modus manipulasi nilai rapor baik di buku rapor maupun di sekolah asal.

“Khusus di Depok, 51 kasus berasal dari SMPN 19 yang kemudian diterima di beberapa SMAN di Depok. Di Sumedang ada dua kasus dan di Bandung satu,” ungkap Plh Kadisdik Jabar, Ade Afriandi.

sumber: Detik