- Advertisement -

Pemkot Bandung Nyatakan 702 Hektare Lahan Sawah Masih Tersisa di Kota Bandung

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Saat ini, Kota Bandung masih memiliki sekitar 4,2 persen atau 702 hektar lahan pertanian, termasuk di dalamnya 23 hektar sawah abadi milik Pemkot Bandung, sementara sisanya dimiliki oleh warga.

Dilansir dari laman koran-gala.id, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menjelaskan bahwa Pemkot Bandung berupaya mempertahankan lahan pertanian dengan membeli lahan, termasuk untuk sawah abadi, guna mencegah perubahan fungsi lahan. Upaya ini juga sejalan dengan program nasional Lahan Sawah Dilindungi (LSD).

“Setiap kota dan kabupaten harus menyediakan sawah yang ditetapkan secara nasional sebagai lahan sawah dilindungi. Di Kota Bandung, ada sekitar 54 hektar yang harus dialokasikan untuk LSD,” beber Gin Gin.

Saat ini, Pemkot Bandung telah memiliki 23 hektar lahan sawah abadi. Namun, program LSD tidak hanya mencakup lahan yang dimiliki pemerintah, melainkan juga lahan milik pribadi yang harus dipertahankan agar tidak berubah fungsi.

Gin Gin juga mencatat bahwa masih ada kelompok-kelompok petani yang tetap bertahan di lahan sawah milik warga. Petani ini, yang sebagian besar merupakan petani tradisional turun-temurun, masih memandang pertanian sebagai profesi yang menjanjikan, meskipun regenerasi petani muda masih kurang.

“Profesi petani masih dianggap menjanjikan oleh mereka, meskipun kita perlu berusaha keras mempertahankan karena sebagian besar petani berusia lanjut. Regenerasi petani masih menjadi tantangan,” terangnya.

Untuk mendukung keberlanjutan ini, Pemkot Bandung melakukan pembinaan, memberikan bantuan sarana dan prasarana, serta memberikan keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi lahan sawah.

Gin Gin menjelaskan bahwa karakteristik pertanian di Kota Bandung berbeda dengan daerah lain, di mana mayoritas sawah menggunakan metode tradisional karena lahan yang sempit dan sulit diakses. Upaya untuk menggunakan mesin modern telah dicoba, namun tidak selalu berhasil, sehingga cara tradisional tetap dominan. Di beberapa lokasi, teknologi pertanian modern telah mulai diterapkan.

Produksi padi di Kota Bandung mencapai rata-rata 10.699,02 ton dengan produktivitas 7,048 ton/ha. Meskipun hanya mampu memenuhi sekitar 5 persen kebutuhan masyarakat Kota Bandung, kualitas padi yang dihasilkan relatif baik, menarik pembeli dari luar kota.

“Hasil produksi ini sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan kelompok petani sendiri, dan sebagian lagi dijual. Kualitas padi Kota Bandung tergolong bagus, sehingga banyak pembeli dari luar kota yang datang untuk membelinya,” jawabnya.

Pemkot Bandung konsisten dalam upaya mempertahankan lahan pertanian agar tidak berubah fungsi dan terus meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan kemudahan akses terhadap bibit, pupuk, bahan bakar, serta sarana prasarana lainnya.

“Kami juga menghubungkan petani dengan pasar, meskipun penjualan padi di Kota Bandung cukup menjanjikan karena banyak pembeli yang datang langsung. Selain itu, kami memberikan keringanan PBB untuk mempertahankan lahan pertanian di Kota Bandung,” pungkasnya.