BANDUNG, infobdg.com – Demi menguatkan kepercayaan wisatawan perihal keamanan saat melancong di Kota Bandung, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mengajak seluruh pengusaha jasa pariwisata dan hiburan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Dikatakan Kepala Bidang Pembinaan Jasa Pariwisata, Edward ‘Edo’ Parlindungan, bahwa pihaknya masih terus memantau standarisasi protokol kesehatan oleh para pemilik tempat. Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Disbudpar untuk menggenjot perekonomian dari sektor pariwisata dan hiburan di Kota Bandung.
“Pertama kita harus mengembalikan rasa aman kepada para wisatawan, bahwa berwisata khususnya di Kota Bandung itu aman,” ucap Edo, di Balai Kota Bandung, Rabu (4/11).
Pihaknya pun terus bekerja sama dengan asosiasi dan pengusaha jasa pariwisata agar bisa melakukam SOP protokol kesehatan, sehingga wisatawan tidak takut lagi untuk datang ke Bandung.
Edo menyebut dari hasil monitoring, ditemukan sejumlah pengunjung yang sengaja meminta bukti rekomendasi operasional dari tim gugus tugas, ketika mengunjungi hotel, rumah makan ataupun restoran. Hal tersebut dilakukan tak lain untuk memastikan keamanan tempat memenuhi sesuai standarisasi kesehatan.
“Setelah rasa percaya mereka tinggi mereka akan cerita pada teman dan saudaranya. Sehingga bisa mengundang banyak wisatawan hadir ke Kota Bandung. Itu juga untuk membangun citra usaha dan menjamin keselamatan para pekerja, di samping menjaga keselamatan tamu yang datang ke tempat mereka,” beber dia.
Ia pun mengungkapkan, di masa liburan panjang pekan lalu sejauh ini masih terkendali. Sebab, wisatawan yang datang ke Kota Bandung memang tidak terlalu membludak seperti ketika sebelum pandemi Covid-19.
Berdasarkan data dari asosiasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung dan Riung Priangan, dari 50% daya tampung yang diizinkan sesuai Peraturan Wali Kota (Perwal) masih belum terisi seluruhnya.
“Okupansi hotel memang ada peningkatan dari 50% daya tampung sesuai perwal pada bulan September itu terisi di angka 43 persen, di hari libur itu 28-29 (Oktober) mencapai 60% dan puncaknya di 29-30 (Oktober) itu sampai 70%,” ungkap dia.
Mengingat adanya pandemi Covid-19 ini, Edo menyatakan target capaian kunjungan wisatawan ke Kota Bandung pada 2020 ini pun ikut disesuaikan. Namun sebagai salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar sektor ekonomi dari jasa pariwisata dan hiburan ini akan terus didorong.
“Target awal kita itu 8,6 juta wisatawan ke Kota Bandung, akhirnya kita perbaiki karena kemarin 5 bulan tidak melaksanakan kegiatan. Jadi targetnya dirasionalisasi jadi 2,5 juta. Kemarin laporan sebelum liburan panjang itu sudah ada 1,5 juta wisatawan,” tandas Edo.