BANDUNG, infobdgcom – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, berencana membuat anggaran untuk mengganti kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Jawa Barat menjadi mobil dan motor listrik.
Kang Emil menjelaskan, kebijakan konversi kendaraan dinas dari yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) tersebut adalah sebagai bagian kampanye penyelamatan lingkungan sekaligus menekan potensi bencana alam yang diakibatkan oleh emisi gas buang yang berlebihan saat ini.
“Kita kampanyekan sebagai konversi energi karena semakin tingginya kebencanaan itu, seperti la nina, kebakaran hutan, itu akibat emisi gas buang yang selalu berlebih,” ujar Kang Emil, dalam peringatan Hari Listrik Nasional di Gedung Sate, Senin (2/11).
Penyelamatan lingkungan dapat dimulai dengan mengubah gaya hidup masyarakat. Yakni, meminimalisasi pergerakan dan mengubah cara bergerak masyarakat menggunakan energi listrik.
“Kami ingin menyelamatkan lingkungan untuk anak cucu kita di masa depan, dimulai dengan mengubah gaya hidup. Ada dua cara, yakni mengubah cara gerak kita menjadi minimal dan mengubah cara gerak kita menggunakan energi listrik,” katanya.
Sebagai wujud upaya penyelamatan lingkungan tersebut, mulai tahun depan, seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat wajib menggunakan mobil dan motor listrik. Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang menyusun kebijakan, karena produksi mobil dan motor listriknya sudah massal. Mulai tahun depan di anggaran-anggaran pembelian mobil dinas wajib membeli mobil listrik dan motor listrik.
“Ya, dimulai kendaraan dinas gubernur sampai level bawah,” paparnya.
Adapun merk mobil dinas yang akan direkomendasikan adalah Hyundai. Dengan kisaran harga Rp 600-700 Juta, mobil listrik Hyundai cocok digunakan untuk kendaraan dinas. “Kalau untuk (kendaraan pemerintah), kemungkinan Hyundai,” katanya.
Dengan menggunakan mobil-motor listrik, operasional kendaraan dinas, khususnya biaya bahan bakar dapat ditekan hingga tersisa seperlimanya. Kang Emil mencontohkan, untuk jarak tempuh 350 KM, mobil listrik ini hanya perlu biaya Rp 50.000. Sementara kalau pakai bensin, harus mengeluarkan Rp 250 ribu.
“Saya sudah coba (mobil listrik Hyundai) ke Garut, ke jalan yang menanjak dan menurun, nggak masalah. Dan tadi, nggak perlu uang bensin karena biaya charge hanya Rp 50.000 untuk 350 kilometer,” jelasnya.
Selain juga mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik, Kang Emil menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus mengkampanyekan penggunaan kompor listrik. Menurutnya, penggunaan kompor listrik dapat menekan biaya hingga seperlimanya dibandingkan menggunakan kompor minyak atau gas.
Kang Emil mengakui, di masyarakat memang kompor listrik yang dijual minimal berkekuatan 300 Watt.
“Kita butuh kompor listrik dengan daya yang lebih rendah, tapi efek panasnya sama,” lanjutnya.
Ke depan, Emil berharap, lewat penggunaan energi listrik yang bakal terus dikampanyekannya, Provinsi Jabar ke depan menjadi provinsi dengan tingkat polusi emisi gas buang paling kecil di Indonesia.
“Jadi, pada suatu hari, Jawa Barat menjadi provinsi yang paling kecil memberikan polusi ke lingkungan di Indonesia,” pungkasnya.