BANDUNG, infobdg.com – Milenial Road Safety merupakan inisiasi dari elemen masyarakat yang direalisasikan oleh jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat sebagai wujud kepedulian terhadap keselamatan pengemudi saat berkendara.
Hal ini dirasa penting sebab merujuk pada data WHO, penyebab kematian terbesar ke-5 di dunia adalah akibat kecelakaan, melebihi jumlah kematian akibat perang dan bencana alam.
Kecelakaan yang terjadi di Kota Bandung sendiri dirasa cukup rawan. Dalam kurun waktu satu tahun, total korban meninggal dunia akibat kecelakaan mencapai 150 orang. Menanggapi data tersebut, Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung, AKBP Agung Reza, mengaku prihatin, karena masih banyak orang yang menganggap hal ini sesuatu yang biasa.
“Di Bandung saja, jumlah meninggal dunia 150 selama satu tahun itu kayaknya biasa saja, sedangkan kalau misalkan jumlah yang meninggal dilihat dari jumlah kecelakaan di Indonesia yaitu mencapai 17.900 tahun ini 2018, sementara korban meninggal dunia dari jumlah itu 29.083 di Indonesia, lebih banyak daripada data kecelakannya,” jelas Reza, saat ditemui pada Kamis (7/2), di Polrestabes Bandung.
Milenial Road Safety digalakkan untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama kaum milenial, agar peduli terhadap keselamatan saat berkendara di jalan raya karena kecelakaan bisa terjadi akibat pelanggaran yang dilakukan sekecil apapun.
“Orang sekarang itu kalau ada yang meninggal kecelakaan seperti hal biasa, padahal itu harusnya menjadi suatu hal yang tidak biasa. Itu orang meninggal penyebabnya seharusnya tidak terjadi, contoh kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di sini ya, kita tangani, itu rata-rata mereka hanya melanggar,” ungkap Reza.
Menurut Reza, pelanggaran-pelanggaran kecil yang dapat mengakibatkan kecelakaan hingga kematian tersebut bisa disebabkan kecepatan tinggi, melanggar traffic light, serta tidak menggunakan pengaman (helm).
“Saya masih sering saat berlalu-lalang melakukan razia mendapati pengemudi yang tidak memakaikan helm pada penumpangnya, jadi seolah-olah helm hanya digunakan sebagai kewajiban supaya tidak di tilang, tidak berpikir jika terjadi sesuatu pada dia, bisa mengakibatkan fatalitas, meninggal,” tegasnya.
Melihat angka kematian akibat kecelakaan yang rata-rata berada pada usia produktif 17-35 tahun, dibutuhkan gerakan atau sosialisasi untuk merubah mindset kaum masyarakat agar tidak ada lagi korban-korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan.
“Event ini supaya menarik masyarakat bahwa inilah tanggung jawab kita semua, generasi muda, supaya tidak terjadi lagi korban-korban meninggal. Makannya judulnya Milenial Road Safety,” paparnya.
Berbagai upaya untuk mencapainya pun telah pihaknya lakukan seperti sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk turut serta menggagas kegiatan Milenial Road Safety. Reza berharap kegiatan ini dapat membuat para generasi muda sadar akan pentingnya menjaga keselamatan di jalan raya.