KAB. TASIKMALAYA, infobdg.com – Lomba Musabaqoh Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019 resmi digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Cipasung Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan ini diikuti oleh 800 santri yang merupakan perwakilan dari pondok pesantren di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat.
Musabaqoh Qira’atil Kutub (MQK) merupakan perlombaan membaca dan menalar kitab kuning. Lomba MQK tahun ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, pada Rabu (16/10).
Uu mengatakan, ajang tahunan ini merupakan salah satu bentuk akselerasi visi Jabar Juara di kategori batin. Ia menyebutkan bahwa jumlah peserta MQK tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. “Saya bangga tahun ini pesertanya bertambah dari tahun sebelumnya,” ujar Uu.
Sementara untuk penyelenggaraan MQK tahun depan, Uu mengimbau kepada kepala daerah di 27 kabupaten/kota se-Jabar agar terus mendorong warganya, khususnya generasi muda untuk ikut serta.
“Selama ini, mereka ikut serta dengan biaya swadaya dan dibantu Kanwil Kemenag daerah, jadi tahun depan mohon dibantu oleh bupati dan wali kota, didorong warganya untuk ikut,” imbuhnya.
Saat ini, tercatat pesantren di Jabar kurang lebih berjumlah 10 ribu, namun tidak seluruhnya mempelajari kitab kuning. Untuk itu, kegiatan MQK ini digelar untuk mendorong minat santri mempelajari kitab kuning, sekaligus sebagai evaluasi sejauh mana pengajaran di pesantren tentang tata cara membaca dan menalar kitab kuning.
“Maka, setiap tahun kita adakan MQK dan kegiatan ini juga memberikan motivasi kepada anak-anak agar masuk ke pesantren salafiyah atau pesantren yang mempelajari kitab kuning,” tambahnya.
MQK yang dipusatkan di Ponpes Cipasung Singaparna dari tanggal 15-18 Oktober 2019 ini sendiri menyiapkan hadiah Rp 6,5 juta untuk santri terbaik I, Rp 4,5 juta untuk santri terbaik II, dan Rp 2,5 juta untuk santri terbaik III.
Selain untuk menjalin silaturahmi antar santri dan pesantren se-Jabar, MQK ini pun bertujuan meningkatkan kecintaan santri kepada kitab-kitab rujukan berbahasa arab serta kecintaan dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama islam dari sumber kitab-kitab berbahasa arab.
“Event ini juga simulasi untuk bersaing secara sehat dan merupakan puncak dari prestasi akademik para santri selain juga momentum memperingati Hari Santri pada 22 Oktober nanti,” tandas Uu.