- Advertisement -

Keracunan Massal di Bandung Barat: 5 Korban Masih Dirawat dari 68 yang Terkena

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Sebanyak 5 dari total 68 orang warga yang menjadi korban keracunan di acara syukuran pernikahan di Kampung Karamat RT 03/07, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Dilansir dari ayobandung, Kelima pasien ini dirawat di RSUD Lembang (3 orang) dan Klinik Medika Garsia (2 orang). Mereka masih menjalani pengobatan karena gejala muntah dan diare yang berkelanjutan.

“Terkait korban keracunan dari jumlah 68 masih ada 5 orang yang dirawat, tapi hari ini kemungkinan besar bisa pulang semua karena kondisinya sudah pulih dan alhamdulilah tidak ada korban meninggal,” ucap Kepala Desa Cikahuripan, Oman Haryanto, Jumat 21 Juni 2024.

Pada Rabu, 19 Juni 2024, sejumlah warga Kampung Karamat RT 03/07, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keluhan medis seperti mual, sakit perut, muntah-muntah, dan pusing. Keluhan ini diduga akibat keracunan makanan yang dikonsumsi dalam acara syukuran pernikahan yang diadakan pada pukul 12:00 WIB dengan estimasi peserta sekitar 120 orang.

Keluhan mulai dirasakan oleh warga sekitar pukul 18:00 WIB, awalnya hanya satu-dua orang, tetapi pada pukul 19:00 WIB jumlah warga yang merasa mual-mual meningkat menjadi 68 orang. Menurut Oman Haryanto, kejadian ini dipicu setelah warga menghadiri acara syukuran pernikahan tersebut.

Saat ini, 5 dari 68 warga yang menjadi korban keracunan masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, dengan 3 orang dirawat di RSUD Lembang dan 2 orang lainnya di Klinik Medika Garsia. Mereka masih menjalani pengobatan lantaran ditemukan gejala muntah dan diare yang berkelanjutan. Tim medis terus memantau kondisi para pasien, sementara pemerintah daerah berupaya memastikan keamanan makanan dalam acara-acara besar untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

“Ini syukuran acara pernikahan kecil. Undangannya sekitar 50 orang, kalau dengan keluarga pengantin total 120 orang. Acaranya jam 12:00 WIB, jam 18:00 WIB baru ada keluhan mual,” terangnya.

Oman Haryanto menjelaskan bahwa pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi tentang tata cara pengolahan makanan yang higienis dan sehat. Langkah ini akan dilakukan melalui kolaborasi dengan pihak Dinas Kesehatan dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) supaya masyarakat bisa teredukasi mengenai pentingnya kebersihan dan keamanan dalam mengolah makanan.

“Untuk antisipasi kejadian serupa kita akan gencarkan sosialisasi ke masyarakat. Sedangkan kebijakan pencegahan yang lebih spesifik, kami akan tunggu hasil laboratorium sampel makanan, agar bisa tahu dari mana asal baterainya,” pungkasnya.