- Advertisement -

Keracunan Massal di Acara Kenaikan Kelas SD di Bandung Barat, 125 Orang Terdampak

Berita Lainnya

NGAMPRAH, infobdg.com – Jumlah korban keracunan pada acara kenaikan kelas di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, sampai hari ini terus bertambah hingga mencapai 125 orang. Kebanyakan korban adalah anak-anak.

Dilansir dari laman Ayobandung, korban yang mengalami keracunan mendapatkan perawatan di beberapa fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas Sindangkerta dengan 106 pasien, Klinik dr. Yoga dengan 8 pasien, Klinik Sikembar dengan 6 pasien, Klinik dr. Taufik dengan 3 pasien, serta di Bidan Neneng dan Klinik Permata Hayati masing-masing 1 pasien.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat melaporkan bahwa dari 125 korban, sebanyak 105 orang telah sembuh dan menjalani rawat jalan, sementara 20 orang lainnya masih dirawat. Sebanyak 2 pasien berada di Puskesmas Sindangkerta, 2 pasien di Klinik Sikembar, dan 16 pasien di RSUD Cililin.

“Total korban yang dirawat di fasilitas kesehatan terdekat mencapai 125 orang. Syukurlah, sebagian besar sudah diperbolehkan pulang,” ungkap Kepala Puskesmas Sindangkerta, Dini Silvia, dikutip dari Ayobandung, Rabu (26/6).

Dini mengungkapkan bahwa mayoritas pasien yang mengalami keracunan adalah anak-anak, termasuk siswa SD dan balita. Berdasarkan keterangan para pasien, gejala keracunan mulai dirasakan setelah mereka menyantap hidangan nasi dan ayam goreng tepung yang disajikan pada acara kenaikan kelas tersebut.

“Kejadian ini bermula pada Selasa, 25 Juni sekitar pukul 10:40 WIB, ketika banyak pasien dari berbagai usia mulai berdatangan ke puskesmas dengan keluhan lemas, muntah, diare, dan beberapa juga mengalami sesak napas. Setelah ditangani, ternyata hampir semuanya mengalami gejala setelah mengonsumsi nasi box dari acara kenaikan kelas di SD Gandasari,” jelas Dini.

Tim medis bersama aparat desa, relawan, kecamatan Sindangkerta, Pemda, puskesmas, kepolisian, dan TNI bekerja sama untuk menyisir warga yang hadir di acara kenaikan kelas tersebut. Semua korban yang memakan nasi box dan ayam goreng tepung dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.

“Pihak sekolah menyebutkan bahwa nasi ayam goreng tepung disiapkan sebanyak 142 porsi. Namun, banyak di antara korban berbagi porsi, sehingga jumlah yang terkena dampak menjadi lebih banyak. Sampel makanan telah diambil oleh Dinkes dan INAFIS dari kepolisian untuk diteliti lebih lanjut,” tambah Dini.

Sebanyak 16 pasien yang dirujuk ke RSUD Cililin sebagian besar adalah anak-anak dan dewasa yang mengalami dehidrasi tingkat sedang hingga berat, sehingga membutuhkan perawatan intensif dan alat bantu medis seperti infus atau oksigen.

“Pasien yang dirujuk ke RSUD Cililin membutuhkan penanganan lebih lanjut karena mengalami dehidrasi tingkat sedang hingga berat,” tutupnya.***

sumber: Ayobandung