BANDUNG, infobdg.com – Pemerintah Pusat meresmikan 4 infrastruktur di Kota dan Kabupaten Bandung sebagai upaya penanganan banjir dan macet. Keempat infrastruktur tersebut antara lain Fly Over Kopo, Kolam Retensi Cieunteung, Kolam Retensi Andir, dan Floodway Cisangkuy, pada Minggu (5/3).
Peresmian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruhzanul Ulum, Wali Kota Bandung Yana Mulyana, serta Bupati Bandung Dadang Supriatna.
“Alhamdulillah. Tentunya semoga bermanfaat positif bagi Kota Bandung dan juga Kabupaten Bandung,” ucap Yana.
Di sisi lain, beragam upaya telah dilakukan sebagai upaya penanganan banjir, diantaranya membangun 9 kolam retensi baru, 22 sumur resapan dalam, 647 sumur resapan dangkal, dan 3.706 drumpori.
Selain itu, Pemkot Bandung juga rutin mengeruk saluran air, serta menghadirkan rumah pompa air yang siap siaga ketika banjir.
Yana menyebut, salah satu rencana pembangunan yang relatif besar di tahun 2023 adalah kolam retensi di empat lokasi. Pertama, pembangunan kolam retensi di Kompleks Margahayu Raya. Sedangkan tiga lainnya yaitu di Pasar Leuwipanjang, Pasirkoja, dan Rancabolang. Terbaru, Pemkot Bandung telah meresmikan Rumah Pompa Cironggeng di Jalan Cingised Kelurahan Cisaranten Endah Kecamatan Arcamanik.
Sementara dalam pengendalian macet di Kota Bandung, Fly Over Kopo yang baru saja diresmikan Jokowi menjadi salah satu upayanya.
Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Khairur Rijal menyebut, setelah difungsikan pada akhir 2022, kehadiran Fly Over Kopo memberi dampak signifikan pada laju kendaraan menerus dari arah timur Kota Bandung menuju barat, ataupun sebaliknya.
“Sudah tidak terhalang lagi oleh dua simpang bersinyal, yaitu Kopo – Soekarno Hatta, dan Cibaduyut – Soekarno Hatta,” terangnya.
Di sisi lain, Rijal menyebut masih ada kepadatan kendaraan dari arah selatan dan utara pada kawasan fly over pada jam puncak arus lalu lintas pagi dan sore hari. Terkait hal ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional Kementerian PUPR, yang secara teknis nantinya memungkinkan pengaturan atau rekayasa pada kaki simpang yang berada di bawah Fly Over Kopo.
“Mudah-mudahan permasalahan jam puncak lalin pagi sore utara selatan bisa kita selesaikan dalam waktu dekat,” katanya.
Rijal menambahkan, saat ini pihaknya juga tengah mengevaluasi kondisi lalu lintas di kawasan timur dan barat setelah fly over. Yakni di simpang Mekarwangi (timur) dan simpang Caringin (barat).
Hal ini dikarenakan kepadatan lalu lintas kerap terjadi di dua kaki simpang tersebut.
“Kami juga coba mengatur siklus di kedua simpang tadi, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas,” tutup Rijal. **