BANDUNG, infobdg.com – Bandung adalah salah satu kota yang mempunyai banyak cerita sejarah. Terdapat banyak peninggalan sejarah yang masih tersimpan di Bandung. Salah satu peristiwa yang tidak mungkin terlupakan adalah peristiwa Bandung Lautan Api. Kali ini tim Infobdg akan mengulas 10 stilasi dari peristiwa Bandung Lautan Api yang tersebar di daerah Bandung.
Pada tanggal 24 Maret 1946, Bandung mengalami satu peristiwa yang tidak mungkin terlupakan. Adalah saat rakyat Indonesia kembali menolak penjajahan di masa itu. Berdasarkan catatan sejarah, peristiwa Bandung Lautan Api berlangsung selama 7 jam dengan melibatkan 200 ribu penduduk. Pada saat itu, kepulan asap mengepung Bandung yang tidak berpenghuni. Sebagai bukti akan peristiwa tersebut, diwujudkanlah bukti fisik dalam bentuk stilasi. Stilasi Bandung Lautan Api ini dibuat berupa tugu kecil berbentuk prisma. Di dalam stilasi tersebut terdapat jalur pengungsian Bandung Lautan Api dan potongan dari lirik lagu “Halo-halo Bandung” dengan dihiasi bunga Patrakomala yang dimana itu adalah bunga khas Bandung.
Untuk menjadi pengingat akan sejarah, berikut ini adalah 10 titik stilasi Bandung Lautan Api yang terdapat di Bandung.
Jl. Ir. H. Djuanda – Sultan Agung
Lokasi pertama yang menjadi tempat stilasi Bandung Lautan Api terdapat di depan bekas kantor berita Jepang, Domei. Saat ini tempat tersebut menjadi kantor salah satu Bank yang bertuliskan Driekleur yang berarti triwarna (tiga warna). Berdasarkan catatan sejarah, di sinilah pertama kalinya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan di kota Bandung.
Jl. Braga
Tempat lainnya yang menyimpan stilasi Bandung Lautan Api terdapat di salah satu jalan ikonik di Bandung. Lokasinya berada di persimpangan Jl. Braga dan Jl. Naripan. Pada zaman dulu, terdapat gedung yang bernama Gedung Denis di area tersebut. Di bulan Oktober 1945 terjadi peristiwa bersejarah yaitu pada saat perobekan bendera Belanda oleh pejuang Bandung yang bernama Moeljono dan E. Kamas. Gedung Denis saat ini sudah menjadi salah satu kantor yang digunakan oleh salah satu Bank.
Jl. Asia Afrika – Jl. Banceuy
Lokasi ke tiga berada di seberang Masjid Raya Bandung sebelah utara, yang lebih tepatnya saat ini sudah digunakan menjadi gedung Jiwasraya. Konon, gedung ini digunakan sebagai markas resimen yang dibangun pada tahun 1922. Lalu pada tanggal 14 Oktober 1945, para pemimpin TKR (Tentara Keamanan Rakyat) melakukan rapat yang disebutkan dahulu sebagai Gedung NILMIJ.
Jl. Ciguriang
Stilasi selanjutnya terdapat di Jl. Ciguriang. Mungkin nama jalan ini terdengar tidak terlalu familiar. Stilasi ini mungkin agak sulit terlihat karena terdapat di dalam sebuah bangunan. Namun, stilasi ini masih bisa terlihat dari bagian luar dan bisa ditemukan dari potongan lirik “Halo-halo Bandung” yang terukir dalam stilasi. Menurut jejak sejarah, di tempat ini diambil keputusan dan melakukan perumusan pembumihangusan kota Bandung.
Jl. Otto Iskandardinata – Jl. Kautamaan Istri
Stilasi yang ke 5 terdapat disebuah taman yang ada di Kota Bandung. Tepat di dalam sebuah taman berukuran kecil dan berdekatan dengan sebuah pohon Angsana. Lokasinya juga berdekatan dengan SD Dewi Sartika. Jika dilihat dari bentuk fisiknya, tidak banyak catatan sejarah dalam stilasi ini.
Jl. Dewi Sartika
Lokasi ke 6 dari stilasi Bandung Lautan Api terdapat di sebuah jalan yang dulunya menjadi akses menuju Bandung Selatan. Menurut cerita, di sana terdapat sebuah rumah markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan Kolonel A.H Nasution. Tempat itu dahulu bernama Regentsweg, tapi saat ini tempat tersebut sudah tidak ada karena sudah dibongkar dan dijadikan pertokoan. Sayangnya, saat ini tempat stilasi di Jl. Dewi Sartika sedikit memprihatinkan karena berdesakkan dengan kios yang ada di daerah tersebut.
Jl. Lengkong Dalam
Tempat lainnya yang menjadi salah satu lokasi stilasi Bandung Lautan Api terdapat di daerah Komplek Belakang Kampus Unpas. Pada zaman dulu, komplek ini menjadi tempat tinggal Indonesia-Belanda. Stilasi yang melewati sungai Cikapundung ini dulunya sering juga disebut Jalan 1000 punten (permisi).
Jl. Jembatan Baru
Lokasi stilasi yang ke 8 ini berada di daerah sekitar Balonggede. Stilasi ini berada tepat di bawah pohon beringin di daerah tersebut. Sedikit berbeda dari yang lainnya, stilasi ini berada beberapa meter dari permukaan tanah. Seperti dibangun di atas sebuah tugu penyanggah.
Jl. Asmi – SDN Asmi
Selanjutnya di stilasi yang ke 9 terdapat di tempat yang cukup mudah ditemukan. Stilasi ini bertempat disebuah sekolah dasar. Sebelum menjadi sebuah Sekolah, tempat ini dahulu adalah bangunan yang digunakan sebagai markas pemuda pejuang PSINDO dan BBRI sebelum terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.
Jl. Mohamad Toha
Stilasi ke 10 berada di sebuah tempat yang berdekatan dengan sebuah Gereja. Gereja itu adalah Gereja Gloria yang terdapat di Jl. Moh. Toha. Dahulu Gereja ini digunakan sebagai pemancar NIROM untuk menjadi sebuah media yang menyebarkan proklamasi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia.
Itulah 10 stilasi dari peristiwa Bandung Lautan Api yang sejatinya kita tidak boleh sampai melupakannya. Seperti sebuah pepatah mengatakan (JASMERAH) “Jangan Sekali-sekali Meulpakan Sejarah”. Karena bangsa yang baik adalah bangsa yang selalu menghargai jasa pahlawannya.
Sumber: detik.com