BANDUNG – Indikator untuk meningkatkan konektivitas wilayah ditandai dengan kemantapan dan aksebilitas jalan di Jawa Barat.
Asisten Daerah Bidang Ekonomi Dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Barat, Edy Nasution mempertegas bahwa kemantapan jalan di Jawa Barat akan mendukung aktivitas perekonomian dan pertumbuhan pembangunan di Jawa Barat.
“Kita tahu bahwa jalan-jalan ini merupakan pembentuk daripada penghubung antara kabupaten/kota,” kata Edy, dalam gelaran Japri, di Gedung Sate, Kamis (21/3).
Edy mengatakan, jika kondisi infrastuktur tidak baik maka konektivitas suatu daerah dengan daerah lainnya akan terganggu. Oleh karenanya, konektivitas di Jawa Barat harus terus dijaga dengan pembangunan dan pemeliharaan.
“Konektivitas tanpa adanya kemantapan jalan barangkali mustahil, jadi kemantapan jalan itu bagian dari konektivitas. Jalan-jalan ini harus terus dipelihara. Karena jalan ini dipakai tidak akan mulus seperti awal dibangun. Itulah gunanya ada anggaran pemeliharaan dan peningkatan jalan di Jawa Barat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penatan Ruang Provinsi Jawa Barat, A. Koswara, mengatakan selama ini kekurangan dalam konektivitas yang dimuat dalam RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, jadi pusat perhatian utama untuk pihaknya tingkatkan. Karena dalam menghitung aksebilitas ini tidak bisa berdasarkan status jalan saja.
“Kalau misalnya udah 100 persen berarti tidak ada ketimpangan pembangunan, seperti yang masih terjadi di wilayah Selatan Jawa Barat,” jelas Koswara.
Ditearangkan Koswara, konektivitas tidak bisa dinilai sendiri, tapi harus merupakan hasil beberapa indikator penilaian, termasuk kemantapan. Kemantapan itu hanya satu ruas jalan, tetapi konektivitas berarti dimana suatu titik yang menghubungkan ke beberapa ruas jalan.