BANDUNG, infobdg com – Selama pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berlangsung, limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) infeksius di Jawa Barat (Jabar) berpotensi meningkat.
Guna mengatasi limbah vaksinasi Covid-19, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jabar melalui PT Jasa Medivest (Jamed) akan menambah kapasitas penanganan limbah B3 infeksius hingga 24 ton per harinya, 500 kg per jam melalui dua mesin insinerator ramah lingkungan.
Dikatakan Direktur Jasa Medivest Olivia Allan, jika telah siap empat mesin insinerator tersebut, maka kapasitas penanganan limbah B3 infeksius milik Jamed bisa mencapai 48 ton per harinya
“Tahun ini, kami upayakan financial close untuk segera terbangunnya tambahan dua mesin incinerator lagi, sehingga total limbah infeksius yang bisa kami musnahkan menjadi 48 ton per hari,” kata Olivia, Jumat (5/2).
Jasa Medivest merupakan anak perusahaan BUMD Jasa Sarana yang berfokus dalam pengelolaan limbah B3 medis, berlokasi di kawasan Dawuan, Kabupaten Karawang.
Penanganan limbah medis Covid-19 yang dilakukan Jamed bersifat aman terhadap lingkungan. Sebab, pemusnahan menggunakan insinerator berbasis teknologi “Stepped Heart Controlled Air” dengan dua proses pembakaran bersuhu 1.000-1.200 derajat celcius, dilengkapi pula alat kontrol polusi udara.
Mesin pembakaran mampu menetralkan emisi gas buang seperti partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, CO, dioxin, dan furan, sehingga gas buang yang dikeluarkan dapat memenuhi parameter standar baku emisi internasional.
Olivia pun melaporkan, bahwa sepanjang tahun 2020, Jamed sudah menangani 730 ton limbah medis Covid-19 di sejumlah provinsi. Selain Jabar, Jamed juga menangani limbah Covid-19 dari DKI Jakarta, Maluku, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jambi, Bali, dan Yogyakarta.
“Prosedur penanganan limbah vaksinasi Covid-19 sama dengan SOP penanganan limbah Covid-19. Pasti akan diutamakan,” ucapnya.
“Kami tentu siap mendukung program vaksinasi Covid-19 yang digulirkan pemerintah, tentunya bersama kapasitas kami pengelolaan limbah medisnya,” imbuh dia.