- Advertisement -

Harga Kebutuhan Pokok di Bandung Raya Meningkat Jelang Idul Adha

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Menjelang hari raya Idul Adha, harga kebutuhan pokok di Bandung Raya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Dilansir dari Ayobandung.com, dari hasil pantauan di tiga pasar tradisional di wilayah tersebut—Pasar Tanjungsari di Kabupaten Sumedang, Pasar Cileunyi di Kabupaten Bandung, dan Pasar Kosambi di Kota Bandung—terlihat hampir semua harga komoditas pangan pokok meningkat.

Menurut pantauan Ayobandung.com, komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi adalah bawang merah. Di ketiga pasar tersebut, harga bawang merah naik rata-rata sebesar Rp5.000 per kilogram, dari Rp52.000 menjadi Rp57.500 per kilogram. Selain bawang merah, bawang putih juga naik Rp1.500, dari Rp42.000 menjadi Rp43.500 per kilogram.
Untuk komoditas cabai, kenaikan harga terjadi sejak dua hari yang lalu. Cabai rawit hijau naik sebesar Rp7.500 per kilogram, dari Rp35.000 menjadi Rp42.500 per kilogram. Cabai rawit merah naik dari Rp40.000 menjadi Rp45.000 per kilogram, dan cabai merah naik menjadi Rp47.500 per kilogram.

“Untuk kenaikan ya memang sudah kerasa dari minggu lalu, cuma dua hari ini memang hampir semua turut naik. Seperti wortel, kol, cabai semua jenis juga harganya terus naik. Memang kadang ada penurunan, tapi tak lama naik lagi kalau menjelang Idul Adha begini,” bebernya, Selasa, 28 Mei 2024.

Andi menyebutkan bahwa selain faktor mendekati hari raya, kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) juga disebabkan oleh minimnya stok barang yang beredar di pasaran. Berdasarkan informasi dari distributor, ia menjelaskan bahwa kelangkaan stok dan jarangnya pengiriman menjadi penyebab utama kenaikan harga.

“Ya memang biasa kalau barang kosong suka naik harga mah. Tapi ini momennya bareng sama mau Idul Adha, jadi nanti kenaikannya pasti jadi dobel-dobel. Sekarang baru Rp1.500-2.000 nanti bisa jadi lebih tinggi lagi seminggu sebelum Idul Adha,” terangnya.

Tak hanya sayur-mayur, kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) juga merambat ke sektor daging, termasuk daging ayam ras dan daging sapi. Kenaikan ini terlihat di Pasar Cileunyi dan Pasar Kosambi.

Rata-rata harga daging ayam ras naik sekitar Rp4.000 per kilogram, dari yang sebelumnya Rp40.000 menjadi Rp44.000 per kilogram.

“Untuk yang daging ayam memang naik kang dari dua hari lalu. Gatau juga ini emang karena mau dekat Idul Adha memang ada pengaruh,” kata Herman di Pasar Kosambi.

Lebih lanjut, menurut Herman, harga daging ayam ras sudah mengalami dua kali kenaikan dalam waktu sepekan terakhir. Sebelum mencapai harga Rp44.000 per kilogram, harga ayam sempat berada di angka Rp42.500 tiga hari yang lalu.

“Iya ini masih was-was juga. Kalau dua minggu sebelum Idul Adha udah naik gini harga takutnya nanti makin dekat makin mahal. Tapi semoga nggak ada kenaikan lagi, pembeli juga sepi jadinya,” terangnya.

Sementara itu, untuk menekan kenaikan harga kebutuhan pokok yang bisa berdampak pada inflasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat telah menganggarkan Rp3,1 miliar untuk program Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) yang akan digelar menjelang Idul Adha 2024. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mensubsidi paket sembako bagi masyarakat.

Adapun OPADI ini digelar untuk membantu masyarakat menjelang hari besar keagamaan. Mengingat pada setiap momentum tersebut, sejumlah kebutuhan pokok masyarakat sering mengalami kenaikan harga yang terkadang signifikan.

“OPADI kemungkinan akan digelar di waktu menjelang Idul Adha, jadi kita di akhir. Itu bisa menolong masyarakat atas kenaikan harga,” terangnya.

Ia menuturkan, ada 161 ribu paket sembako dalam program OPADI digelar di 27 Kabupaten kota dengan lokasi tiga hingga empat titik setiap daerah. Adapun harga satu paketnya dijual Rp101.000.

“Tiga paket sembako ini berisi tiga komoditi. beras lima kilogram, kemudian minyak dua liter dan kemudian gula pasir dua kilogram,” ucapnya.