BANDUNG, infobdg.com – Sejak hilang kontak pada 21 April 2021 lalu, upaya pencarian dan penyelamatan kapal selam kebanggaan Indoneisa, KRI Nanggala-402, menjadi perhatian publik. Terlebih pada 24 April, TNI Angkatan Laut telah menaikkan status KRI Nanggala-402 dari hilang kontak atau submiss menjadi tenggelam atau subsunk.
Hal ini pun ditanggapi Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan. Ia mengatakan, peristiwa tersebut sangat memilukan karena Indonesia kehilangan 53 putra terbaik-nya di dalam KRI Nanggala 402, dan duka yang mendalam pada keluarga yang ditinggalkan di bulan Ramadan ini.
“Layaknya, 53 orang yang berada di dalam Kapal Selam KRI Nanggala 402 mendapat penghargaan setinggi-tingginya dari Negara, atas bakti sampai akhir yang ditunjukkan oleh mereka,” ujar Farhan, dalam keterangan persnya, Selasa (27/4).
Kejadian ini menurutnya menjadi momentum untuk meningkatkan kerjasama yang kuat antara Kemenhan, TNI & Panja Alutsista serta Komisi 1 DPR RI dalam memajukan alat maupun fasilitas persenjataan bagi TNI.
“Lebih erat bekerjasama memastikan agar alat utama sistem kesenjataan Nasional berada dalam koridor kepentingan Nasional dan keselamatan personel,” ujar dia.
“Kejadian memilukan ini hendaknya jadi momentum karena sudah jadi public issue yang tidak mungkin ditahan lagi. Maka kemudian yang diperlukan adalah mendorongnya masuk dalam agenda kebijakan pertahanan Nasional,” tambahnya.
Farhan pun memastikan, kasus tenggelammnya KRI Nanggala menjadi bahan evaluasi keamanan alursista TNI AL.
“Perlu kekuatan daya dorong dari DPR RI atas nama fungsi anggaran, kontrol dan legislasi, apalagi ada dorongan attentive public untuk melakukan advokasi. Teriring doa bagi putra terbaik bangsa dalam ‘eternal patrol’,” tegas dia.
Seperti diketahui, TNI menyampaikan proses pencarian KRI Nanggala-402 ditingkatkan dari fase submiss menjadi subsunk. Hal ini berdasarkan bukti-bukti autentik sejak tiga hari terakhir terkait temuan komponen milik KRI Nanggala-402.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, menyampaikan ditingkatkan menuju fase subsunk saat konferensi pers tentang perkembangan pencarian SAR KRI Nanggala di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (24/4) kemarin.
Selain itu, bukti autentik yang menguatkan fase tersebut yakni adanya benda warna hitam yang merupakan potongan pelurus torpedo, pembungkus pipa pendingin yang terdapat sebuah tulisan Korea.
“Hal ini karena KRI Nanggala pernah melaksanakan overhaul di Korea Selatan pada tahun 2012,” kata Yudo, dalam keterangan resmi tertulis yang disampaikan Dinas Penerangan Angkatan Laut dan dikutip pada Minggu (25 /4).
Selain itu, kata Yudo, sebotol cairan warna oranye yang merupakan pelumas periskop untuk naik turun biasanya dipegang petugas di tempat tersebut.
Menurutnya, benda-benda lain yang memperkuat yakni ditemukan alas yang biasa dipakai untuk salat ABK dan spoon penahan panas untuk restroom. Kemudian, cairan minyak solar yang terlihat dari patroli udara menyebar meluas pada radius 10 mil.