BANDUNG, infobdg.com – Setelah sebelumnya merekayasa ruas Jalan Sukabumi dan sekitarnya, kali ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung kembali berencana untuk merekayasa flyover Jalan Jakarta-Supratman.
Hal ini dibeberkan Kepala Bidang Pengendalian dan Ketertiban Transportasi (PDKT), Asep Koswara, dalam program Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Rabu (24/8).
“Rencananya setelah evaluasi rekayasa Jalan Sukabumi yang berlangsung dari 22-28 Agutus. Kalau seandainya tidak ada masalah, mungkin kita bisa coba buka dua arah flyover Supratman di sore hari,” beber Asep.
Ia menjelaskan, setiap pagi semua pengendara dari Bandung Timur naik satu arah menggunakan flyover Jakarta-Supratman. Maka untuk mengurai kemacetan di Jalan Ahmad Yani (Cicadas), Dishub pun akan merekayasa Jalan Bogor.
“Agar tidak terjadi penumpukan di Jalan Ahmad Yani Cicadas, Jalan Bogor juga akan kita buka. Itu jika rekayasa di Jalan Sukabumi ternyata berhasil dan dirasakan manfaat oleh masyarakat,” ungkap Asep.
Ia mengaku, pada mulanya Jalan Sukabumi memang sudah dua arah. Namun, karena tempo lalu masih proses pembangunan flyover, sehingga dijadikanlah satu jalur. Sedangkan Jalan Sukajadi yang awalnya dua arah dibuat menjadi searah.
“Sekarang kita jadikan dua jalur lagi agar lebih aman. Kita berkolaborasi dengan jajaran kepolisian dan Dishub Provinsi Jabar melakukan rekayasa lalu lintas ini,” akunya.
Pemkot Bandung juga melakukan pembenahan lainnya. Salah satunya dengan merapikan halte Trans Metro Bandung (TMB) yang sudah disfungsi.
“Halte TMB akan ada evaluasi lanjutan. Untuk halte-halte yang tidak berfungsi akan kami bongkar. Sebab kalau malam hari, halte ini digunakan para gepeng (gelandang dan pengemis),” kata dia.
Tak hanya itu, fasilitas kursi yang ada di halte TMB juga menghilang.
“Jadi, setelah kami berdiskusi juga bersama Pak Sekda (Ema Sumarna), halte-halte TMB yang tak berfungsi di Kota Bandung sebaiknya dibongkar saja,” jelasnya.
Sedangkan terkait program Car Free Day yang telah lama vakum, Asep menuturkan, sampai saat ini CFD masih belum bisa diaktivasi kembali.
“Karena Covid-19, kita tidak mungkin mengadakan CFD. Jadi kami tidak menganggarkannya di 2022,” tutup Asep.***