MUSIK, infobdg.com – Grup musik post-rock instrumental Under The Big Bright Yellow Sun (UTBBYS), akan merilis album ketiga yang berjudul Brightlight. Brighlight merupakan penantian panjang setelah unit musik nirvokal ini merilis Quintessential Turmoil pada 2014 lalu.
Menurut Komeng sang gitaris, album Brightlight ini berisikan nada-nada optimisme dalam kehidupan, baik itu kehidupan pribadi maupun dalam bermusik. “Brightlight ini menganalogikan kalau UTBBYS di album ini dan kedepannya mempunyai harapan selayaknya cahaya. Makanya sudah ada light ditambah lagi dengan bright, untuk menegaskan rasa optimisme itu,” ungkap bapak dua anak ini.
Album yang digarap sejak tahun 2016 ini kembali akan dirilis oleh label Monsterstress Record dengan materi sebagian besar dibuat oleh Ezza (gitar) dengan finalisasi oleh masing-masing personil. “Sebetulnya album ini itu ada konsepnya sudah lama, prosesnya dari setelah album kedua, proses pembuatan lagunya banyak dibuat oleh Ezza, karena dia sebagai produser dan juga komposer tapi finalisasi dan karakter musiknya itu tetap dari masing-masing personil,” ujar Komeng.
Brightlight sendiri menurutnya diambil dari kisah hidup salah satu personil yang sempat down karena gagal menikah, namun alih-alih berkubang dalam nestapa, energinya dialihkan untuk bangkit membuat karya.”Kegalauan itu merubah energi buat dia bukan energi negatif tapi jadi energi positif. Tema besarnya itu,” ucap Komeng.
Senada dengan apa yang diutarakan rekannya, menurut Ezza album Brightlight mengajak para pendengarnya untuk sama-sama meraih cahaya, merubah rasa galau menjadi energi positif yang dapat memacu ke arah yang lebih baik. “Kadang orang tuh harus merasakan jatuh dulu untuk kemudian bangkit melangkah lebih kencang atau lebih jauh, di fase down itu pasti kita menemukan cahaya, itu inti album ini,” kata gitaris berambut gondrong tersebut.
Sebagian besar lagu menurut Ezza merupakan part-part gubahan dari materi untuk teater, drama musikal, dan juga scoring film yang dibuatnya. Contohnya Ironic 2, Endless, Epilogue, When the light arrive. “Garis besarnya kalau dirangkum dari keseluruhan lagu menceritakan proses manusia dalam mencari cahaya. Cahaya ini secara harfiah bisa diartikan masa depan, proses spiritual, dan percintaan. Gimana orang yang ngedengerinnya aja,” ujar Ezza.
Dua tahun lamanya pengerjaan album Brightlight menurut Ezza membuat lagu-lagu yang ada di album ini sangat matang secara musikalitas. Dan yang tidak kalah penting menurutnya, di album ini UTBBYS menemukan jati dirinya. Album Brightlight ini nantinya berisikan sembilan lagu. Selain dirilis di Indonesia, menurut Komeng album ini juga rencananya akan dirilis di negeri Tirai Bambu, Cina. “Kebetulan ada label Cina yang sudah mengirimkan draft kontrak untuk album ini selama tiga tahun dirilis di sana. Kalau lancar Insya Allah 2019 sudah rilis di Cina,” katanya.
Perilisan album ketiga dari Under The Big Bright Yellow Sun ini akan digelar pada hari Sabtu 29 September 2018 di Auditorium IFI Bandung. Dengan tiket regular seharga Rp 50.000 dan special package sebesar Rp 75.000 include tiket dan pre-order CD album ketiga. Tak hanya UTBBYS, bakal tampil juga Sins of Suns sebagai band pembuka. Open gate dimulai pukul 18.00.
Special showcase ini terintergrasi dengan Super Generation, yaitu sebuah forum yang mewadahi komunitas untuk beraktivitas, seperti musik, kulineri, art, dan desain. Super Generation kedepannya akan muncul dalam bentuk aplikasi digital yang bisa digunakan oleh siapapun dan bisa mendapatkan benefit, solusional juga profit. Super Generation sendiri sudah menjadi program dari OZ Radio Bandung setiap hari Jumat pukul 22.00 – 24.00.