- Advertisement -

BMKG Klarifikasi Fenomena Cuaca Dingin Awal Juli Bukan Akibat Aphelion

Berita Lainnya

BANDUNG,  infobdg.com – Beberapa hari terakhir, pesan berantai di media sosial menyebutkan bahwa cuaca dingin yang melanda Indonesia, termasuk Bandung Raya, disebabkan oleh jarak bumi dengan matahari yang berada pada titik terjauh dalam periode revolusi, yang dikenal sebagai Aphelion.

Dilansir dari jabar.tribunnews.com, pesan tersebut mengklaim bahwa selama Aphelion, cuaca di bumi akan lebih dingin dibandingkan periode lainnya.

Informasi ini menyebar dengan cepat dan menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Namun, sebenarnya, Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setiap tahun sekitar bulan Juli.

Prakirawan Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Leni Jantika Haswan, menjelaskan bahwa cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan Aphelion.

“Fenomena Aphelion adalah fenomena astronomis tahunan akibat gerak semu matahari, yang biasanya terjadi sekitar bulan Juli,” ujarnya melalui siaran digital pada Kamis (11/7/2024).

BMKG menjelaskan bahwa Aphelion tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap suhu di bumi, termasuk selama periode ketika bumi berada lebih dekat dengan matahari (Perihelion).

Fenomena Aphelion mencapai puncaknya pada bulan Juli, sementara Perihelion terjadi pada bulan Januari.

Meskipun saat Aphelion matahari berada pada jarak terjauh dari bumi, kondisi ini tidak berdampak signifikan pada fenomena atmosfer di permukaan.

Dengan demikian, Leni menyimpulkan bahwa cuaca dingin yang terjadi dalam beberapa hari terakhir bukan disebabkan oleh Aphelion, melainkan oleh faktor-faktor lain yang tidak berkaitan dengan jarak bumi dari matahari.