- Advertisement -

Bandung Raya Terus Bergulat dengan Persoalan Sampah

Berita Lainnya

BANDUNG infobdg.com – Instruksi Gubernur (Ingub) nomor 02/PBLS.04/DLH menyatakan bahwa TPA Sarimukti seharusnya hanya menerima 50 persen residu, namun hasil di lapangan belum menunjukkan perubahan yang positif.

Dilansir dari detik.com, masalah sampah masih menjadi kendala di wilayah Bandung Raya, seperti yang diungkapkan oleh Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.

“Kami sudah memberikan instruksi kepada semua kepala daerah di Bandung Raya. Komitmen sudah ada, tetapi hasil di lapangan masih belum memuaskan. Kami di Pemprov akan berkoordinasi dengan seluruh kota dan kabupaten serta Walhi untuk membahas langkah-langkah selanjutnya, karena komitmen saja tidak cukup,” kata Bey usai Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat, Rabu (14/8/2024).

Bey berharap seluruh kota/kabupaten di Bandung Raya segera mampu mengelola sampahnya secara mandiri. Dia mengakui bahwa pengawasan dalam pengurangan sampah organik belum berjalan optimal.

“Kami juga meminta masyarakat untuk mulai memisahkan sampah organik di tingkat rumah tangga. Masalah Sarimukti ini adalah tanggung jawab pemerintah, dan kami sedang mencari solusi teknisnya, karena komitmen saja belum cukup. Pengawasan di lapangan sangat diperlukan,” lanjut Bey.

Rapat mengenai pembagian kuota TPA Sarimukti untuk tiap daerah dijadwalkan akan diadakan hari ini. Bey mendesak kepala daerah di Bandung Raya untuk serius dalam menangani sampah rumah tangga secara mandiri, mulai dari masyarakat.

“Ini terkait dengan kapasitas. Jika TPA cepat penuh, jangan sampai masyarakat dirugikan dengan berkurangnya kapasitas sampah. Pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah tangga akan lebih efektif, dan pengawasan harus terus dilakukan,” ujar Bey.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka sangat dinantikan oleh Bandung Raya. TPPAS Legok Nangka, yang terletak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, dibangun di atas lahan seluas 82,5 hektare.

TPPAS Legok Nangka akan mengolah sampah dari wilayah Bandung Raya, Sumedang, dan Garut dengan teknologi ramah lingkungan “waste to energy,” yang akan menghasilkan listrik sebesar 40 megawatt dari kapasitas 2.000 ton sampah per hari. Listrik tersebut akan dijual kepada PLN.

Saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, pada Sabtu (10/8), Bey memastikan bahwa peletakan batu pertama (groundbreaking) TPPAS Legok Nangka akan dilakukan antara Agustus-September 2024, sebelum masa jabatan Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin berakhir.

“Proses konstruksi dan administrasi Legok Nangka sudah selesai. Kami ingin mempercepat proses ini, mengingat sudah cukup lama tertunda dan harus segera dimulai,” jelas Bey.

“Semua persiapan telah berjalan, dan kami akan berupaya agar Presiden dapat melakukan groundbreaking. Apakah akan dilakukan dalam waktu khusus atau bulan depan, tetapi kami ingin memastikan hal ini selesai sebelum pemerintahan Pak Jokowi dan Ma’ruf Amin berakhir,” tambahnya.