BANDUNG, Infobdg.com – Berawal dari ide gagasan yang orisinil dan creatively briliant, dengan “mengawinkan” jalan Braga yang sarat dengan nilai historis kota Bandung dengan kuliner sebagaimana kota Bandung sendiri dikenal sebagai salah satu kota tujuan wisata kuliner di Indonesia, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Kang Ridwan Kamil selaku Wali Kota Bandung secara resmi memperkenalkan kepada publik tema terbaru untuk kota Bandung pada Sabtu, 11 Januari 2014 kemarin, tema tersebut diberi nama #BragaCulinaryNight.
Dengan konsep acara yang dikemas dengan penuh keriangan dan kegembiraan dengan dekorasi payung-payung warna-warni yang digantung menghiasi langit-langit jalan Braga dan dikorelaskan dengan filosofi dari makna payung itu sendiri seakan menegaskan bahwa kota Bandung adalah kota yang dapat membuat teduh dan nyaman siapapun yang mengunjungi kota ini dengan keramah tamahan warga kotanya dan ide-ide gagasan serta semangat warga kotanya yang heterogen dan tak pernah padam yang ditunjukan dengan warna-warni warna dari dekorasi payung itu sendiri.
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Kang Emil:
“Braga Culinary Night memberikan suasana baru di Jalan Braga pada setiap malam Minggu, ini menjadi daya tarik wisata baru di Kota Bandung,”
Gelaran perdana #BragaCulinaryNight sendiri dinilai cukup sukses oleh Kang Emil:
“Malam pertama kegiatan ini cukup sukses, dan pekan-pekan berikutnya diharapkan selalu memunculkan hal yang baru,”
Terlepas dari tujuan untuk meningkatkan happiness index warga kota Bandung pada khususnya dan guna meningkatkan daya tarik wisata kota Bandung pada umumnya, kesuksesan dari penyelenggaraan perdana #BragaCulinaryNight meninggalkan beberapa hal yang perlu dievaluasi untuk kedepannya. Maka dari itu @infobdg mencoba menggali lebih dalam respon dari masyarakat warga kota Bandung yang datang pada gelaran perdana acara yang rencananya akan rutin diselenggarakan tiap minggunya di akhir pekan ini untuk memberikan tanggapan dan penilainnya terhadap jalannya acara tersebut kemarin dengan merilis tweet sebagai berikut
Respon audiens pun kemudian bermunculan dengan sangat cepat, spontan dan ekspresif. @infobdg kemudian menggaris bawahi respon-respon dari warga Bandung tersebut dan merangkumnya ke dalam 5 (lima) poin penting besertakan akibat dan solusi yang ditawarkan oleh warga Bandung terkait penilaian warga Bandung selaku pengunjung #BragaCulinaryNight yang dapat menjadi input atau masukan kepada Kang Ridwan Kamil dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selaku initiator acara. 5 (lima) hal tersebut ialah sebagai berikut:
- Tingginya animo pengunjung (wargi Bandung) yang terealisasi dengan besarnya jumlah pengunjung yang datang untuk saksikan penyelenggaraan perdana #BragaCulinaryNight kurang berimbang dengan luas areal penyelenggaraan acara yang tersedia. Respon tersebut antara lain sebagai berikut: Akibat:
- Terjadi kepadatan massa di sepanjang areal penyelenggaraan acara yang mengurangi mobilitas dari pengunjung untuk berkeliling melihat areal penyelenggaraan acara secara keseluruhan.
Solusi:
- Pertimbangan untuk perluasan areal penyelenggaraan acara demi memecah titk-titik kepadatan pengunjung agar dapat sepenuhnya merasakan atmosfer dari acara dengan nyaman.
- Rekayasa one way attendance flow path atau jalur mengalirnya pengunjung diarahkan pada satu jalur khusus , sehingga pengunjung yang masuk tidak bersinggungan dengan pengunjung yang keluar atau yang berputar arah.
- Ketersediaan jumlah fasilitas umum penunjuang penyelenggaraan acara bagi pengunjung seperti ketersediaan jumlah tempat sampah, tempat duduk dan lahan parkir bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dinilai pengunjung masih kurang. Respon tersebut antara lain sebagai berikut: Akibat:
- Pengunjung kesulitan mencari tempat sampah untuk membuang sampah.
- Pengunjung kurang dapat duduk nyaman menikmati atmosfer acara secara keseluruhan dan menyantap jajanan kulinernya.
- Pengunjung kesulitan mencari lokasi parkir kendaraan pribadinya.
Solusi:
- Penambahan jumlah tempat sampah di areal penyelenggaraan acara.
- Penambahan jumlah tempat duduk untuk pengunjung.
- Perluasan penyediaan lahan parkir bagi pengunjung dan atau himbauan bagi pengunjung untuk menggunakan fasilitas angkutan kendaraan umum ke tempat penyelenggaraan acara pada penyelenggaraaan acara selanjutnya.
- Keputusan penempatan tenant atau booth kuliner dinilai pengunjung masih belum tertata rapi sesuai dengan luas areal penyelenggaraan acara dan ekspektasi jumlah pengunjung yang datang. Respon tersebut antara lain sebagai berikut:
Akibat:
- Pengunjung kesulitan dalam memesan makanan pada tenant atau booth kuliner akibat terhalang mobilitasnya oleh pengunjung lain yang lalu lalang mencari jalan akibat kepadatan yang timbul dari jumlah pengunjung yang datang kurang berimbang dengan luas areal penyelenggaraan acara.
Solusi:
- Penataan kembali penempatan tenant atau booth kuliner dengan mempertimbangkan luas areal penyelenggaraan acara dengan besarnya tingkat mobilitas kepadatan pengunjung yang lalu lalang.
- Ragam variasi jajanan kuliner dinilai masih kurang oleh pengunjung. Respon tersebut antara lain sebagai berikut: Akibat:
- Pengunjung mengeluhkan homogenitas variasi jajanan kuliner yang tersedia yang cenderung di dominasi oleh jajajan kuliner modern atau western
Solusi:
- Penambahan ragam variasi tenant atau booth kuliner
- Ragam variasi jajanan kuliner khas Bandung (Sunda) atau tradisional dinilai pengunjung masih kurang berimbang dengan jumlah kuliner modern atau western yang tersedia. Respon tersebut antara lain sebagai berikut: Akibat:
- Pengunjung mengeluhkan kurang mendapatkan nuansa cita rasa jajanan khas kota Bandung (Sunda) atau tradisional sebagaimana yang diharapkan atau diekspektasikan oleh pengunjung yang mayoritas adalah warga kota Bandung (Sunda) yang merindukan jajanan khas kota Bandung (Sunda) yang dewasa ini sudah sangat jarang dijumpai.
Solusi:
- Penambahan ruang atau porsi untuk jajanan kuliner khas Bandung (Sunda) atau tradisional dengan memberikan ruang lebih kepada pengusaha-pengusaha jajanan khas Bandung (Sunda) atau tradisional dalam penyelenggaraan acara kedepannya.
Diluar dari konteks penilaian atau kritik yang bersifat evaluatif atas first impression warga kota Bandung terhadap berlangsungnya gelaran perdana #BragaCulinaryNight kemarin untuk lebih baik lagi kedepannya, warga kota Bandung pada umumnya menyambut diluncurkannya tema baru dalam bidang kepariwisataan kota Bandung ini dengan respon yang positif.
Ekspresi spontan dan ekspresif mengenai kegembiraan tersebut terlihat dari beberapa tweet audiens yang masuk, antara lain sebagai berikut:
Dengan antusiasme dan animo warga Bandung dan para wisatawan yang sangat besar dalam menyambut dan menanggapi diperkenalkannya #BragaCulinaryNight ini kepada publik, diharapkan kedepannya kemudian terdapat perbaikan-perbaikan di beberapa aspek penyelenggaraan acara oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Kang Emil selaku initiator acara.
Meskipun demikian, terlepas dari segala hal di atas, ucapan terimakasih adalah ungkapan yang sangat pantas untuk disematkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pemkot Bandung, Kang Emil dan seluruh pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan acara ini yang telah berusaha untuk menciptakan ruang publik yang kreatif bagi warga kota Bandung dan para wisatawan kota Bandung untuk merasakan sebuah pengalaman baru yang belum pernah kita rasakan sebelumnya.
Bahagia? ya, mungkin ini adalah kata yang tepat untuk menggambarkan ekspresi warga kota Bandung, wisatawan dan seluruh pengunjung terhadap pengalaman baru ini dengan segala kekurangan dan kesederhanaannya di kesempatan perdananya.
And…yes, like was our mayor said on his tweet: