BANDUNG, infobdg.com – Tiap sudut di area titik 0 KM Kota Bandung memiliki cerita sejarah yang kental dan selalu menarik untuk dicari tahu. Seperti Gedung Konferensi Asia Afrika, Hotel Savoy Homann, dan juga Jalan Braga, ketiganya menjadi saksi bisu perjalanan Kota Bandung dari dahulu.
Gedung Konferensi Asia-Afrika, sesuai dengan namanya, merupakan tempat terlaksananya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dari tahun 1955, sampai saat ini. Sedangkan Hotel Savoy Homann merupakan tempat menginap para delegasi dari negara yang mengikuti pertemuan antar negara dari dua benua tersebut.
Jalan Braga yang berada di sekitar Gedung Konferensi Asia-Afrika dan Savoy Homann juga tidak pernah lepas dari cerita sejarah. Jalan yang memiliki panjang kurang dari satu kilometer ini merupakan jalanan pertama di Indonesia yang dilakukan pengaspalan.
Tapi tahu nggak sih Wargi Bandung, kenapa jalan ini bisa dinamai jalan Braga? Ada beberapa versi yang menyebutkan jalan yang pada masa penjajahan ini merupakan tempat bertemunya para orang kaya Belanda di Bandung, akhirnya diberi nama Jalan Braga.
Versi pertama, Braga diambil dari kata bahasa Sunda yaitu ‘Baraga’, yang memiliki arti menyusuri sungai. Hal ini karena di samping dari Jalan Braga memang terdapat sungai Cikapundung.
Sumber lain menyebutkan bahwa nama Braga muncul karena adanya grup kesenian/sandiwara bernama Toneel Vereniging Braga yang terbentuk pada tahun 1882, dan sering tampil di kawasan elit kolonial tersebut.
Serta muncul juga cerita yang cukup unik bahwa Bragaweg atau Jalan Braga diadopsi dari nama Braga, salah satu minuman fermentasi asal Rumania. Minuman Braga ini biasanya disajikan di Societeit Concordia, kini Gedung Merdeka, untuk para bangsawan asal Eropa khususnya Belanda.
Sebelum nama Braga muncul, jalan yang terbentang dari Jl Asia-Afrika sampai Jl Wastukencana ini pernah dinamai oleh penduduk dahulu, Jalan Culik. Ini karena sebelum menjadi salah satu pusat mode dan bisnis kala itu, daerah tersebut sangat sepi dan juga gelap, sehingga rawan terjadi penculikan atau perampokan.
Pernah juga jalan ini dinamai Pedatiweg atau Jalan Pedati. Karena dahulu saat masih jalan setapak, jalur ini dilewati oleh pedati yang ditarik kuda untuk melakukan pengiriman hasil kopi di wilayah Bandung.
Meski begitu, sampai saat ini belum ada atau tidak ada yang bisa memastikan versi manakah yang bisa dijadikan acuan sebagai asal-usul dari nama Jalan Braga tersebut.
Seiring perkembangannya, saat ini Jalan Braga menjadi salah satu pusat wisata di kota Bandung yang tidak pernah sepi dari cerita menarik. Kuliner Bandung yang terkenal, fashion yang kekinian, serta bangunan era kolonial yang ada di Jalan Braga akan selalu menjadi titik rekomendasi wisata yang sayang untuk dilewatkan jika berkunjung ke kota berjuluk Paris Van Java ini.