MUSIK, infobdg.com – Grup band indie Amigdala melakukan re-arange pada salah satu lagunya yang berjudul “Belenggu” dari album Balada Puan yang sebelumnya rilis pada 2018 lalu.
Dalam lagu “Belenggu” versi 2021, Amigdala juga akan merilis music video terbaru yang mengangkat isu anti-kekerasan seksual terhadap perempuan. Dilansir dari Gilanada.com, lagu belenggu menceritakan tentang rasa duka yang terwakili dengan rindu dan pilu.
Apabila diibaratkan, seperti binatang jalang yang tidak bisa dilawan, yang membuat rasa duka itu terbelenggu di dalam diri. Rasa ingin mempertahankan sebuah hubungan memang dimiliki oleh setiap pasangan, namun saat hanya salah satu yang mencoba untuk mempertahankan sebuah hubungan, rasanya hal itu seperti sia-sia.
Music video “Belenggu” by Amigdala bekerja sama dengan Cinemora Pictures. Sebelum dirilis ke platform digital, Amigdala dan tim terlebih dahulu menggelar screening dan campaign music video di Melanger Les Spaces, Dipatiukur, Bandung, pada Sabtu (20/3).
Dikatakan Juned, salah satu personil Amigdala sekaligus juga sebagai music video director, dalam mini album Balada Puan, timnya ingin mengemas kisah seorang perempuan. Diantara kisah-kisah yang diangkat oleh Amigdala, ada beberapa kisah yang dipotret dari kisah nyata, salah satunya dalam lagu “Belenggu” ini.
“Interpretasi music video Belenggu diangkat dari kisah nyata, dimana ada seorang perempuan yang pernah dilecehkan secara seksual dalam lingkup keluarganya, itu cerita salah satu teman dekat kami,” beber Juned.
Menurutnya, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan masih sering terjadi di dunia nyata. Melalui music video “Belenggu” yang segera tayang di platform digital ini, Amigdala berharap para penikmat lagunya bisa lebih aware terhadap isu ini.
“Pesannya kita ingin membuat mereka (perempuan) nyaman dan tidak merasa sendirian. Karena kasus-kasus seperti ini harus disiasati terutama oleh orang-orang yang dekat, jangan sampai terjadi lagi,” pungkasnya.
Dalam pembuatan music video-nya sendiri, Amigdala dan tim menghabiskan waktu kurang lebih dua bulan pra produksi.
“Shootingnya memang satu hari, tapi pra produksinya sekitar dua bulan. Kami menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak,” tutur Juned.