- Advertisement -

Gang di Bandung Barat Ditutup Pemilik Lahan, Warga Tuntut Akses Kembali

Berita Lainnya

BANDUNG infobdg.com – Sebuah gang di Kampung Pos Wetan, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, telah ditutup secara sepihak oleh pemilik lahan.

Dilansir dari jabar.tribunnews.com, penutupan ini menyebabkan warga yang sehari-hari menggunakan jalan tersebut harus mencari rute alternatif yang lebih jauh untuk keluar dari permukiman mereka.

Hal ini memicu kemarahan warga setempat, yang kemudian mengadakan aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes terhadap penutupan gang tersebut.

Pada Senin (5/8/2024), terlihat gang yang ditutup ini membentang di sepanjang jalan yang menghubungkan beberapa RT di RW 11 dan RW 12 Kampung Pos Wetan. Poster-poster berisi protes masih terlihat menempel di tembok setinggi 3 meter di sepanjang gang itu.

Di balik tembok, spanduk bertuliskan ‘Tanah Ini Milik Marietje’ masih tampak tergelatak.

Juji (56), seorang warga setempat yang tinggal 7 meter dari lokasi penutupan, menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak Marietje pada Sabtu (3/8/2024).

“Ini Gang Rahayu adalah jalan aktif. Setiap hari digunakan warga, baik yang berdagang dengan gerobak, pergi ke sekolah, atau ke masjid,” ungkap Juji.

Juji tidak mengetahui alasan pasti penutupan gang tersebut, yang dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahuan.

“Saya tidak tahu alasannya, warga juga tidak tahu. Penutupan ini terjadi tanpa ada pemberitahuan sebelumnya,” katanya.

Juji mengakui bahwa area yang ditutup memang berada di batas tanah yang diklaim milik pihak Marietje. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti status tanah tersebut, mengingat puluhan warga lainnya juga menghuni tanah yang diklaim oleh Marietje itu.

“Kami tidak memaksa, tapi kalau bisa, gang ini dibuka lagi karena ini jalan yang digunakan oleh warga,” tambahnya.

Kusmayadi (64), seorang warga lainnya, juga menyuarakan hal yang sama. Ia mengaku telah tinggal di wilayah tersebut sejak lahir dan gang Rahayu sudah ada sejak tahun 1967.

“Gang ini sudah ada sejak saya kecil. Saya lahir tahun 60 di sini. Waktu saya SD, gang ini sudah ada. Sekarang ditutup, kenapa. Kami ingin gang ini dibuka lagi,” ujar Kusmayadi.