BANDUNG, infobdg.com – Guna mengatasi berbagai persoalan transportasi dan kemacetan di Kota Bandung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Politeknik Transportasi Darat Indonesia (PTDI) – Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) bekerja sama untuk pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang transportasi di Kota Bandung.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menuturkan, sejumlah persoalan yang cukup krusial di Kota Bandung saat ini berkenaan dengan kepadatan lalu lintas. Oded menilai perlunya dukungan manajemen dari SDM berkompeten di bidangnya untuk menangani persoalan transportasi, di samping solusi pendekatan infrastruktur.
“Sejak saya mendapat amanah pindah dari legislatif ke eksekutif dari sekian problematika persoalan yang dihadapi oleh warga Kota Bandung sesungguhnya salah satunya yaitu transportasi dan kemacetan. Jalan tidak bertambah sejak dulu, sementara kendaraan setiap hari bertambah,” ucap Oded di Balai Kota Bandung, pada Jumat (26/3).
Melalui pendekatan infrastruktur, Oded mengaku sudah menghadirkan dua jalan layang dalam 2,5 tahun kepemimpinannya. Tambahan satu jalan layang juga tengah digarap sebagai upaya untuk mengurai kemacetan.
“Namun demikian tidak hanya cukup menghadirkan pembangunan infrastruktur, tetapi ada yang lebih penting yaitu bagaimana kita melengkapi sumber daya manusia dari transportasi. Ketika diskusi bersama Dishub menyampaikan ada semacam gagasan kerjasama dengan PTDI-STTD, yang ketika saya mendengar kerjasama ini diharapkan Pemkot Bandung bisa mendapatkan SDM,” ujar Oded.
Dalam hal ini, PTDI-STTD akan memberikan 33 lulusannya untuk bergabung bersama Dinas Perhubungan Kota Bandung. Kebutuhan SDM ini disesuaikan dengan analisis beban kerja masalah transportasi di Kota Bandung.
Direktur PTDI-STTD, Hindro Surahmat, menambahkan, para lulusan nantinya akan mengisi formasi pengawas transportasi, analis angkutan darat, dan analis kebutuhan perlengkapan jalan. Tak hanya itu, ada pula formasi pengelola pengawasan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), pengelola angkutan kendaraan, pengelola usaha angkutan, pengelola rekayasa lalu lintas, dan pengelola terminal.
Hindro mengungkapkan sistem pendidikan di PTDI-STTD tidak hanya berbasis vokasi. Namun juga dibekali keterampilan lain yang dipersiapkan untuk menjawab tantangan masalah transportasi di Indonesia yang dinilai tidak mudah.
“Ini pintu masuk kerjasama bukan hanya mencetak SDM saja. Namun juga membuka ruang kerjasama untuk yang lain. Mudah-mudahan bisa membawa manfaat buat masyarakat,” imbuh Hindro.